Tual Media-Saiber, Pemerintah kota tual lewat dinas pariwisata bekerja sama dengan Universitas Gadjah Mada (UGM), menggelar seminar akhir Review Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah, (RIPPARDA) Kota tual. Kegiatan tersebut berlangsung di aula balai kota tual, rabu 23 Juni 2021.
Sambutan Walikota Tual yang dibacakan Wakil Walikota Tual, Usman Tamnge mengatakan, parawisata merupakan salah satu sektor yang diunggulkan untuk mengerahkan roda perekonomian daerah. Karena, aktifitas pelayanan untuk memenuhi kebutuhan wisatawan di destinasi menimbulkan efek multipier ekonomi dalam masyarakat.
Lanjut Tamnge untuk itu, salah satu misi yang diangkat adalah meningkatkan ekonomi kerakyatan melalui pengembangan sektor parawisata Harian.
Menurutnya, sesuai amanat undang undang no 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa, 4 pilar utama yang harus dibangun untuk pengembangan sektor parawisata yaitu, pengembangan destinasi pemesaran industry, serta sumber daya manusia parawisata.
“Potensi alam yang indah tidak menjadi destinasi wisata yang menarik apabila tidak ditunjang dengan adanya konektifitas sarana dan prasarana maupun fasilitas wisata yang memadai. dan destinasi tidak akan dikenal apabila tidak ditunjang dengan system promasi yang efektif.”Tuturnya.
Dijelaskan lebih lanjut, penyiapan sumber daya manusia yang memiliki kopetensi handal juga harus di bangun untuk mengelola industry jasa parawisata yang maju kuat dan bersaing.
Untuk itu, ke empat pelar pengembangan parawisata sebagai mana tersebut di atas mesti dibangun secara menyeluruh, terintegrasi dan juga diterapkan untuk pengembangan keparawisataan di kota tual yang sampai saat ini belum juga memberikan kontribusi yang maksimal bagi daerah.
Disampaikan juga bahwa, pengembangan sektor parawisata serta upaya peningkatan kepariwisataan dalam pembangunan daerah, maka perlu dibuat sebuah panduan bagi pemerintah kota tual dalam membangun keparawisataan berupa Rencana Induk Pembangunan Parawisata Daerah ( RIPPARDA).
Rencana induk pengembangan wisata kota tual ini disusun berdasarkan kesepakatan kerja sama antara, pemerintah kota tual dan pusat study parawisata UGM jogjakarta.
Tamnge berharap, Dinas parawisata sebagai penanggung jawab teknis sektor parawisata sudah memiliki panduan untuk memulai perencanaan yang terarah dan strategis dengan pentahapan-pentahapan sesuai prioritas pembangunannya.
“Perlu saya sampaikan tentang konsep pembangunan parawisata secara pentahelix, dimana semua stakeholder bekerja secara kolaborasi untuk keparawisataan yaitu : Pemerintah, Bisnis, Akademi, Komunitas masyarakat dan Media untuk mempublikasi.” ungkapnya.
Kolaborasi sangat diperlukan karena, pemerintah daerah tidak dapat berjalan sendiri tanpa dukungan dari semua stakeholder. Contoh yang dialami di daerah ini adalah destinasi/objek wisata yang ada di desa adalah milik masyarakat. Sehingga, bekerja sama kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah maupun bisnis dan media untuk publikasi.
Perlu dilakukan dengan baik agar destinasi itu berkembang dan memberikan kontribusi sosial ekonomi bagi masyarakat yang ada di desa itu.
Sebagai bagian dari kolaborasi antar stakeholder parawisata maka didalam seminar ini, oleh Tim akan dipaparkan berbagai kajian terhadap potensi destinasi wisata,
“Saya mengajak semua peserta untuk berpartisipasi aktif dan memberikan sumbangan saran, serta masukan, yang nantinya sangat berarti terhadap pengembangan parawisata di daerah kita, melalui penyusunan RIPPARDA.”Ajak Tamnge.
Bapak Wakil Walikota tual, Usman Tamnge mengucapkan terima kasih kepada Tim penyusun dari PUSPAR UGM yang untuk kedua kalinya hadir di Kota Tual dalam rangka penyelesaian dokumen ini.
“Semoga dokumen ini segera kita tuntaskan bersama, dan kedepan akan dilanjutkan lagi dengan bentuk kerjasama lainnya, seperti pengembangan SDM parawisata untuk pengelolaan destinasi wisata yang berbasis masyarakat atau Desa Wisata.”tutupnya.
(ali)