Tual Media Saiber. Bakal Calon Walikota Tual Dr. Baharudin Farawowan,S.H,M.H,CMLC secara resmi mendaftar di Markas Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan, Selasa 7 Mei 2024.
Usai melakukan pendaftaran Farawowan dalam Pidato Politiknya mengatakan, Tualku, Lautku ” Tata Kenaritimah Bangun Kota Tual. Jauh sebelum Kota Tual lahir, Laut telah menjadi ruang hidup bahkan ruang juang untuk mempertahankan kedaulatannya.
Dijelaskan, Bagi Orang kei Laut adalah pemersatu suku, RAS, warna kulit dan kebudayaan yang datangnya dari luar kemudian Bersatu padu menjadi “Ain ni Ain sebagaimana Hukum adat Larvul Ngabal” falsafah hidup orang basudara di Kepulauan kei.
Baharudin menjelaskan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2007, Luas Wilayah Kota Tual 19.088,29 Km² terdiri dari luas daratan J52,66 Km² (1,33 %) dan luas lautan 18.736 Km² (98,67%). Kota Tual Kepulauan (city of small islands) merupakan gugusan pulau Puiau kecil yang terdiri dari 66 Dulau, 13 pulau diantaranya berpenghuni, memiliki sumberdaya kelautan dan perikanan yang melimpah serta kondisi Dulau-pulau kecil dan pesisir yang indah permai karena dikelilingi pasir putin.
Lanjut dikatakan, Melihat luas Kota Tual yang 98% adalah laut saya jadi teringat pesan Bung Karno pada saat membuka Institut Angkatan Laut (AL) di Surabaya (1953). Dalam pidatonya Bung Karno berpesan, “Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya, bangsa pelaut dalam arti seluas- luasnya. Bukan sekadar menjadi jongos di kapal. Bukan! Tetapi bangsa pelaut dalam arti Cakrawati Samudera, bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, armada niaga bangsa pelaut yang kesibukannya di laut menandingi irama gelombang laut itu sendiri.
Farawowan berharap, Pembangunan Kota Tual ke depan di butuhkan Transformasi kultural dan struktural dalam menghadapi tantangan Pembangunan Kota Tual yang berbasis Kelautan,Perikanan dan Pertama,transformasi paradigma dan komitrmen dalammemandang laut Kota Tual sebagai halaman depan. KebijakanPemerintah Kota Tual haruslah mendukung pengelolaan sumber daya Kemaritiman yang memberikan dampak besar
bagi peningkatan perekonomian Masyarakat.
Kedua, transformasi kelembagaan dan tata kelola untuk menciptakan pengelolaan pemanfaatan laut Kota Tual yang lebih efisien, transparan, dan inklusif. Diperlukan penerapan prinsip-prinsip pengembangan industri kelautan berdasarkan
Kepulauan yaitu :
Kebijakan Kelautan Indonesia (KKI) dengan mendorong penbangunan ekonomi yang berbabsis maritim, Pariwisata Bahari serta yang terpenting adalah menghadirkan investasi yang kreatif dan inovatif agar tercipta lapangan kerja dan peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD).Ketiga, transformasi ekonomi untuk mewujudkan laut Kota Tual sebagai sumber kemakmuran yang harus dikelola secara modern, adil, dan lestari. Pembangunan sudah seharusnya di arahkan ke Pesisir, Laut dan pulau-pulau terluar untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran Rakyat Kota Tual.
Diakhir pidato dirinya menambahkan, Warisan budaya kemaritiman dari Tuhan dan Leluhur (Duad Nit) yang tercermin dalam kearifan lokal Masyarakat Kota Tual(Kepulauan Kei), adalah bentuk inisiasi dalam memandang lautsebagai ruang hidup yang harus dijaga kelestariannya. Kini Sudah saatnya Kota Tual menjadikan Laut sebagai sumber kejayaan. Dengan semangat Maren dan Marthaen ” Mari katong panggayong sama-sama baku kele toma maju”, Kita harus bekerja sekeras-kerasnya menjadikan Kota Tual sebagai KOTA MARITIM yang handal di Provinsi Maluku, di Indonesia bahkan di Dunia lnternasional, Kata Bung Karno ” Warisi Lautnya, Bukan Gelombangnya.
“Saya yakin dan percaya Rekomendasi PDIP akan saya dapat”Ujarnya.