Langgur Mediasaiber. Penjabat (Pj) Bupati Maluku Tenggara (Malra) Drs. Jasmono, M.Si bersama Pj. Sekda Malra Ir. Nikodemus Ubro, M.Si beserta Forkopimda Kab.Malra menghadiri pembukaan Sidang Klasis Jemaat GPM Kei Besar yang ke-47 bertempat di Ohoi
Ohoirenan Minggu, (14/4/2024).
Dalam sambutannya, Jasmono mengatakan Gereja sebagai persektuan umat diperhadapkan dengan dinamika lingkungan yang berubah secara massif, cepat, dan berubah setiap waktu. Perubahan lingkungan tersebut memberi dampak yang besar terhadap kondisi sosial dan ekonomi masyarakat.
“Termasuk dalam hal ini, jemaat dan warga GPM juga diperhadapkan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup, yang selaras dengan berbagai kemajuan, perubahan serta dinamika yang terjadi” katanya.
Gereja secara kelembagaan dituntut pula untuk lebih mengambil peran dalam karya dan
pelayanan. Dinamika lingkungan yang berubah, maka pelayanan juga harus diarahkan untuk lebih optimal.
“Melalui sidang klasis ini, Saya harapkan akan lahir diskusi dan rekomendasi yang sejalan dengan upaya untuk meningkatkan kualitas hidup. Sub Tema yang diangkat dalam persidangan kali ini: Bersama-sama Meningkatkan Kualitas Hidup sebagai wujud Bertumbuhnya Keluarga Allah, sangat relevan dengan kondisi dan kebutuhan umat dalam menghadapi perubahan lingkungan
sosial dan ekonomi dewasa ini” ujarnya.
Jasmono bilang, beberapa hal yang selaras dengan isu serta kondisi aktual masyarakat antara lain kondisi perekonomian global, nasional, regional dan sampai ke daerah dalam tahun-tahun terakhir ini, menunjukkan tren pertumbuhan yang relatif melambat.
Ketidakpastian kondisi global karena stabilitas geo-politik (misalnya: perang rusia-ukraina, perang Israel-Palestina, dan ketegangan di Laut Cina Selatan), serta stabilitas geo-ekonomi, (misalnya: perang dagang Amerika-China, perebutan sumber daya ekonomi, termasuk terganggunya pasokan
bahan baku dan logistik), mengakibatkan pertumbuhan ekonomi, baik ekonomi makro, maupun ekonomi riil masyarakat mengalami perlambatan.
Selain itu, dampak yang dirasakan secara langsung antara lain, harga-harga barang yang cenderung mengalami kenaikan, tingkat pendapatan yang cenderung stagnan, serta kemiskinan yang masih menjadi momok. Hal-hal ini adalah permasalahan yang masih terjadi dan perlu dicarikan solusi konkret. Keterpaduan, kolaborasi dan dukungan seluruh elemen pemerintah dan
masyarakat sangat diperlukan dalam rangka menjawab permasalahan yang terjadi.
“Salah satu yang cukup urgent adalah Permasalahan ketahanan pangan. Ketahanan pangan merupakan salah satu isu penting yang perlu mendapatkan perhatian kita bersama” imbuhnya.
Dirinya menilai, kerawanan pangan dari Badan Pangan Nasional, Tahun 2023, Kabupaten Maluku Tenggara termasuk dalam kategori rentan rawan pangan. Di mana Pulau Kei Besar termasuk dalam kategori kerawanan tinggi.
“Pangan Kita memang tersedia, namun sebagian besar berasal dari luar daerah. Pangan lokal Kita masih sangat terbatas.
Untuk itu, melalui kesempatan ini, Saya harapkan partisipasi dan dukungan Warga GPM Kei Besar untuk dapat ikut serta mendiskusikan persoalan ketahanan pangan murah” tambah Jasmono.
Menurutnya, potensi ekonomi dan potensi pangan yang besar di wilayah ini kiranya dapat diusahakan,
diprogramkan, dikelola, dan dimanfaatkan untuk meningkatkan perekonomian warga,”pesannya.
Untuk itu, Pemerintah Daerah dalam berbagai kesempatan selalu membuka ruang diskusi dan ruang untuk kolaborasi. Kerja sama dan dukungan yang baik, akan memungkinkan pengelolaan potensi ekonomi warga dapat berkembang dan berdampak bagi meningkatnya kesejahteraan.
“Saya mengajak seluruh kelompok dan kelembagaan masyarakat, terlebih khusus di kesempatan ini, kepada seluruh warga GPM untuk terus berupaya secara aktif mendorong pembinaan generasi muda” jelasnya.
Ia juga mengingatkan bahwa Pembinaan generasi muda menjadi urgensi tersendiri di dalam dinamika perkembangan dunia dewasa ini. Ditengah gempuran budaya luar, trend serta pengaruh global yang tersebar seakan tanpa batas, maka generasi muda kita sangat rentan untuk terpapar paham, ataupun gaya dan pola hidup yang jauh dari nilai-nilai moral, etika maupun budaya dan adat.
Mengingat beberapa kali kejadian bentrok dan tawuran antar warga didominasi oleh anak-anak muda, yang masih duduk di bangku sekolah. Ini adalah keprihatinan, dan sekaligus alarm bagi Kita semua.
“Bagaimana kepedulian Kita untuk membangun sumber daya manusia. Generasi penerus yang memiliki akhlak, budi pekerti dan pemahaman yang baik terhadap nilai-nilai moral dan etika. Kiranya ini menjadi kepedulian dan perhatian Kita bersama ke depan” pungkasnya.