Tual Media-Saiber, Dalam Rangka Menyongsong Hari Keluarga Nasional (HARGANAS) 29 Juni 2021, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (P3AP2KB) Kota Tual menggelar Pelayanan KB Akseptor.
Kegiatan tersebut sesuai dengan arahan BKKBN propinsi untuk setiap kabupaten/kota, melakukan capaian pelayanan sejuta KB Akseptor
Kegiatan ini sudah dilakukan mulai dari puskesmas kur, puskesmas dullah laut dan kali ini di puskesmas Ohoitahit.
Pernyataan ini disampaikan sekretaris dinas sekaligus pelaksana tugas (PLT) P3AP2KB Mohamad Jamco, Kepada media ini, 24/6/21. bertempat di Puskesmas Ohoitahit kecamatan dullah utara kota tual.
Dijelaskan, Peserta yang datang di puskesmas Ohoitahit meliputi, peserta dari desa tamedan, labetawi, dulla, ngadi,viditan,ohoitel,ohoitel kampung baru,watran dan leirkamor.
“Pelayanan di puskesmas Ohoitahit diperkirakan 60 sampai 70 orang dan bidan yang disiapkan untuk pelayanan berasal dari dinas sebanyak 5 orang dan dari puskesmas berjumlah 5 orang.”ungkapnya.
Dikatakan, untuk obat-obatan KB bersumber dari Perwakilan BKKBN propinsi maluku. Sementara di kabupaten/kota menyiapkan obat-obat set efek, yaitu kapas,alkohol,obat merah dan anti biotik.
Menurut Jamco, Salah satu tujuan untuk melakukan program keluarga berencana nasional adalah, untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bahwa, untuk mencetak sumber daya manusia yang berkualitas membutuhkan waktu yang sangat panjang.
Mulai dari pemilihan calon pengantin sampai pada tahap pernikahan, sehingga diharapkan anak-anaknya bisa menikah pada umur 20 tahun untuk perempuan dan laki-laki pada usia 25 tahun.
Hal ini dikarenakan kini lagi wabah stunting sesuai dengan hasil penelitian berpengaruh pada persoalan gizi dan jarak anak yang terlalu dekat. Dan anak yang dilahirkan ibunya berusia 19 tahun.
Untuk itu menurut Jamco, program KB ini dilaksanakan bukan membatasi jumlah anak tetapi untuk mengatur jarak kelahiran anak. Sehingga, masing-masing keluarga bisa merencanakan jumlah anak yang ideal sesuai dengan kemampuan kebutuhan ekonomi saat ini.
Jamco berharap, setiap orang yang mengikuti program KB dapat menjaga kesehatan ibu dan anak. Karena, jarak kelahiran yang terlalu dekat, sering terjadi kematian pada ibu dan anak.Untuk Status gizi pada jarak kelahiran anak yang terlalu dekat akan buruk dan berdampak pada anak yang stunting.
Oleh karena itu, setiap keluarga bisa menjaga kelahiran anak, minimal 5 sampai 6 tahun dengan harapannya, setiap anak bisa mendapatkan pendidikan sampai pendidikan tinggi.
Pantauan media ini penyuntikan KB buat para peserta berjalan dengan aman dan lancar. (Ali)